top of page

Keberadaan Tari Cokek Betawi Semakin Menghilang

Tari Cokek asal suku Betawi ini merupakan salah satu etnis dengan campuran budaya luar. Tarian ini berasal dari campuran budaya Betawi, Banten, dan Cina. Dulu Tari Cokek eksis di tanah Betawi, namun keberadaannya di zaman sekarang semakin menghilang. (Foto dari Google)

dibawa oleh saudagar CIna, Tan SIo Kek. Tari Cokek termasuk dalam bagian keanekaraga-

man trai tradisional, karena tarian ini hidup dari komunitas etnik. Melalui hal tersebut, Tari Cokek tumbuh dan berkembang di kalangan jelata.

 

         Nama tarian ini berasal dari bahasa Cina, yaitu Cukin yang merupakan selendang panjang berukuran lebih dari satu meter dan dipadukan dengan kebaya bewarna mencolok. Tujuan dari riasan ini adalah untuk menarik pasangannya. Biasanya tarian ini  dimainkan oleh lima hingga tujuh orang. Tak hanya itu, pria juga turut mengiringi musik serta ikut menari bersama penari wanita. Dulu saat zaman kolonial, tarian ini dimiliki oleh orang-orang kaya. Salah satu hiburan ini bisa dijumpai  di rumah-rumah pengantin yang menggelar acara pernikahan.

 

    Hal menarik yang juga menjadi ciri khas dari tarian ini adalah iringan musik Gambang Kromong ditambah gerakan yang lemah gemulai. Gambang Kromong berasal dari lagu-lagu Tionghoa. Pakaian tari Cokek pun berasal dari Tionghoa. Tarian ini tidak dipenuhi dengan penampilan yang glamor, namun penampilannya yang cukup sederhana. Akulturasi budaya ini tidak hanya mengandung nilai etnis, tetapi juga memiliki nilai religius serta adat-adat tertentu.

 

Tari Cokek dan Gambang Kromong tidak dapat dipisahkan, karena tarian ini pada dasarnya berasal dari lagu-lagu Gambang Kromong. Kedua unsur tersebut sudah mulai tidak terlihat keberadaannya sebab tidak ada yang memelihara. Tidak terlihat ada regenerasi yang menjadikan Tari Cokek dan Gambang Kromong sebagai aset budaya Betawi.

 

Penulis: Nelly Hassani Rachmi

Editor: Megumi Gunawan



 

  • Wix Facebook page
  • Wix Twitter page

JAKARTA – Suku Betawi, salah satu etnis di Indonesia yang terdiri dari berbagai campuran budaya luar yang datang melalui Pelabuhan Sunda Kelapa, memiliki banyak tradisi dan budaya. Salah satu budayanya, yaitu tari Cokek yang kerap dikenal wayang cokek. Tarian ini dulu eksis di tanah Betawi, namun kini keberadaannya semakin terpinggirkan dan terancam punah, khususnya di Jakarta.

    Menurut Fifi Muntako, pengurus Sanggar Tari Firman Muntako, tari Cokek merupakan tari tradisional perpaduan berbagai unsur budaya baik dari budaya Betawi, Banten, hingga Cina. Tarian ini sudah ada sejak awal abad ke – 19 di daerah teluknaga, Tangerang yang 

Semua tulisan, potret, dan video disusun oleh tim ArtINESIA

                 TIm ArtINESIA:

@megumigunawan @nellyhassani @ridwanajii @rizkiasra

 

bottom of page