Mengenal Awak Rang Mudo Minang
Universitas Bakrie
11 Oktober 2013
JAKARTA - Universitas Bakrie memiliki berbagai mahasiswa yang berasal dari berbagai penjuru nusantara. Bervariasinya asal tempat tinggal mahasiswa tersebut tentu membawa kebudayaan dari daerah masing-masing. Hal itu ternyata membentuk perkumpulan tertentu. Salah satu komunitas yang berbasis kesamaan budaya yang cukup dominan di Universitas Bakrie yaitu budaya Minangkabau. Komunitas awak minang itu dikenal dengan sebutan Rang Mudo Minang.
Rang Mudo Minang (RMM) bertujuan untuk menjalin silaturahmi sesama urang Minangkabau yang ada di Universitas Bakrie. Pada awalnya, RMM terbentuk dikarenakan banyaknya mahasiswa asal daerah Sumatera Barat yang menuntut ilmu di Universitas Bakrie. Sadar akan adanya kesamaan dan juga dikarenakan begitu erat dan melekat pemikiran tentang minangkabau, makanya terbentuklah Rang Mudo Minang Universitas Bakrie. RMM resmi lahir pada tanggal 10 Oktober 2009.

Logo Rang Mudo Minang Universitas Bakrie yang memiliki makna rumah gadang dan coraktiga warna merah, kuning, dan hitam merupakan warna kebesaran Minangkbau, Sumatera Barat (foto dari google)
Keunikan yang dihadirkan komunitas tersebut dapat dilihat dengan banyaknya penghargaan yang telah diperoleh di berbagai ajang perlombaan yang telah diikuti. Diantaranya, dua kali menjuarai Malam Bakat dan Kreaktivitas Mahasiswa Universitas Bakrie tahun 2009 dan 2010 (MBAKMI). Selain itu, RMM dinobatkan menjadi The Best Performance di MBAKMI 2011, dan terakhir mendapatkan penghargaan terfavorit di Minang Culture Festival Ikatan Mahasiswa Minang Universitas Indonesia 2013.
“Misi ke depan kalo di pengurus RMM tahun 2013 ini lebih ke pada acara eksternal. Karena dikampus in sha Allah RMM sudah cukup dikenal jadi inginnya lebih berkontribusi di kampuang surang seperti bikin acara kayak yang dibuat anak-anak IMAMI UI seperti KGTK (Kampus Goes To Kampuang)”. Ujar ketua RMM, Galant.
Saat ini, jumlah anggota RMM di Universitas Bakrie berkisar hingga 187 orang. Keberadaan komunitas budaya minangkabau di lingkungan Universitas Bakrie secara tidak langsung juga membawa nama baik Universitas Bakrie di luar kampus. Seperti yang sudah diketahui, RMM juga cukup berprestasi di kejuaraan di kampus lain. Kemudian, sekaligus menjadi salah satu contoh bagaimana melekatnya budaya yang dimiliki oleh manusia Indonesia sehingga dimanapun mereka berada, prinsip-prinsip dasar yang telah dikandung sejak lahir tersebut selalu dipedomani.
Penulis: Rizki Asra
Editor: Nelly Hassani Rachmi