Pemerintah Belum Dukung Pelestarian Beluk Engko
6 Desember 2013

CIMAUNG – Beluk engko, kesenian khas Cimaung, Kabupaten Bandung tidak mendapat perhatian dari masyarakat maupun pemerintah setempat. Bah Unen (65) lah satu-satunya penerus kesenian ini dan ia masih sulit mendapat penerus baru. Ia khawatir beluk engko akan punah jika ia sudah tidak ada dan tidak ada lagi yang melestarikan.
Beluk engko merupakan seni tradisional bertutur (cerita) yang dilagukan dan diengko (ditambah) oleh juru alok. Seni ini hidup dan
berkembang di daerah Cimaung seperti di Desa Ciawitali, Pasirhuni, dan Cimaung. Namun, yang bertahan hingga sekarang adalah di Cimaung. Dalam pementasannya, pemain dan juru alok bebas menyanyikan cerita dengan nada-nada khas, namun tidak terhalang oleh pupuh.
Menurut pernyataan Bah Unen, Pemkab Bandung belum pernah sekali pun mengundang seni beluk engko untuk melakukan pementasan di Pemkab Bandung. Padahal, seni ini biasa dimainkan saat selamatan kelahiran anak, sunatan, bahkan pernikahan dan syukuran rumah baru. Tidak hanya itu, upaya pelestarian dengan pendataan maupun pengembangan yang seharusnya dilakukan ternyata juga tidak pernah diperhatikan.
"Saya ingin melestarikan seni beluk engko dengan mewariskan pada generasi muda, namun tidak ada yang mau belajar. Selain itu, tidak ada dukungan dari pemerintah. Kini, seni beluk engko tinggal menunggu kepunahan secara perlahan," ujar Bah Unen.
Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Bandung, Mieke Saptawati yang dikonfirmasi menyatakan bahwa ia belum menerima laporan tentang seni beluk engko.
Jadi, bagaimanakah nasib seni Beluk Engko khas Cimaung ini? Selamat atau Punah? Apapun itu, mari bantu Bah Unen untuk meneruskan kesenian khas ini sebagai salah satu warisan nenek moyang kita agar tidak lenyap. Ayo!! Jangan lupakan jati dirimu, Indonesia!
Penulis : Megumi Gunawan.
Sumber : Beluk Engko