Menurut dinas pariwisata Kotamadya Dati II Surakarta (http://pepadijateng.com) wayang orang muncul pada abad ke – 18. Orang yang pertama kali menciptakannya adalah Mangkunegara I. Awalnya wayang orang ini berkembang di Surakarta, namun tidak bertahan lama akhirnya kesenian ini hijrah di wilayah Yogyakarta.

    Pada April 1868 ketika Mangkunegara IV mengadakan khitanan putranya yang bernama Prangwadana dan pada saat itu Mangkunegara V mendapatkan petikan wayang dari Yogyakarta. Maka sejak saat itulah wayang orang kembali hidup di Surakarta. Kemudian wayang orang terus berkembang dan sempurna berkat Mangkunegara IV dan V pada masa itu.

    Pakubuwana X pada masanya membangun taman Sriwedari dan saat itu beliau mempertunjukkan kesenian wayang orang. Oleh karena itu kesenian tersebut terus dipertunjukkan di taman Sriwedari yang juga merupakan taman Kasunan.

    Wayang orang terus berkembang dari masa ke masa, kemudian tumbuhlah sebuah sistem komersil. Sistem ini tumbuh dengan cara menjual karcis pada masyarakat umum yang ingin menikmati pertunjukan ini. Rupanya wayang orang ini merupakan salah satu perkembangan dari kesenian wayang kulit. Oleh karena itulah, pertunjukan antara wayang orang dan kulit hampir tidak jauh beda. Perbedaan hanya terletak subjek yang memainkannya, yakni wayang orang diperankan oleh manusia kemudian wayang kulit dimainkan oleh boneka wayang yang terbuat dari kulit. (Nelly)

 

Sumber:Wayang Orang